Rabu, 01 Agustus 2012

Pejabat, Marilah Bersepeda !


Pertambahan jumlah kendaraan tiap hari semakin tinggi, sedangkan pembangunan jalan tahun lalu hanya 0,01 persen yang berhasil," ujar Fauzi Bowo di Gedung Balaikota DKI Jakarta, Kamis (24/2/2011). Setiap harinya, jumlah penambahan motor di Jakarta mencapai 1.000 unit, sedangkan untuk mobil 200 unit. Inilah yang menyebabkan terjadinya kemacetan.

Masalah yang belum kunjung selesai ini dapat dikurangi dengan diawali dari sikap kesederhanaan para pejabat pemerintah, petinggi-petinggi di perusahaan, dosen, guru, dan petinggi lainnya untuk memberikan contoh yang baik kepada rakyat, bawahannya, serta anak didik bagi pengajar dengan membudayakan bersepeda. 

Hal ini tentunya lambat laun akan mendapat tanggapan positif dari warga, terutama warga kota yang menyaksikan sendiri aksi pemancalan dari orang-orang penting tersebut. Contohnya Boris Johnson, walikota London. Pak Walikota ini lebih memilih naik sepeda pancal daripada mobil dinasnya yang mewah.Acara resmi maupun bersantai jalan-jalan keliling kota semua itu dilakukan dengan sepeda pancal. Berarti membudayakan bersepeda bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Asalkan petingi-petinggi bangsa ini berani dan bersedia memberikan contoh yang nyata.

Transparankan Uang Tilang


Kita tentu sangat akrab dengan  tilang, sanksi yang diberikan oleh polisi jika pengguna jalan melakukan pelanggaran aturan lalulintas.  Tidak membawa  STNK (Surat tanda nomor kendaraan), tidak memakai helm, dan melintas tidak sesuai jalur yang telah ditentukan merupakan beberapa contoh pelanggaran kecil yang dapat dikenakan sanksi berupa tilang. Maksud dari Polisi adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menaati peraturan lalulintas, sehingga terciptalah kondisi berlalu lintas yang tertib,  aman, dan nyaman. sayangnya maksud baik ini masih dapat menimbulkan persepsi negatif dan menuai tanggapan buruk dari berbagai lapisan masyarakat. Mereka beranggapan uang tilang itu berpeluang besar untuk diselewengkan oleh oknum-okmum tertentu sehingga tidak sampai ke kas negara. 

Ini semua terjadi karena tidak adanya kejelasan polisi mengenai alokasi uang tilang tersebut. Uang tilang masuk pada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), maka karena itu seharusnya polisi melakukan sosialisasi kepada masyarakakat terkait  pengalokasiannya. Dengan ini kepercayaan masyarakat kepada penegak hukum yang selama ini dikenal telah tidak berwibawa lagi berangsur-angsur akan membaik.

Selamatkan Tunas Bangsa


Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan oleh adanya kasus pemerkosaan di Purbalingga, Jawa Tengah. Peristiwa ini tergolong unik dan langka, sehingga membuat Pak Polisi bingung mengambil keputusan. Biasanya pelaku perkosaan itu orang dewasa ke anak-anak. Tapi kini oleh anak-anak terhadap anak-anak. Pelakunya adalah lima siswa SD yang masih bau kencur (11 tahun ke bawah), sedangkan korbannya adalah dua anak TK yang masing-masing berumur lima dan tujuh tahun.

Pelaku mengaku berbuat bejat seperti itu karena didorong rasa ingin tahu dan ingin memperaktekkan adegan dalam video porno yang pernah mereka tonton. Memang pada zaman sekarang, anak-anak bisa dengan mudah mendapatkan konten-konten terlarang tersebut lewat internet,  DVD, Handphone dll. Apalagi kalau HP itu telah dilengkapi dengan fasilitas blue toot. Semakin menjamurnya tontonan-tontonan percintaan remaja  di berbagai chanel TV juga dapat mempengaruhi pemikiran mereka yang belum cukup umur dan pada akhirnya berpotensi untuk memicu perbuatan asusila itu tejadi.

Solusinya yang mungkin dapat sedikit membantu  adalah dengan memblokir habis situs-situs porno di internet, ganti tontonan-tontonan sampah seputar percintaan remaja dengan tontonan yang bermanfaat dan mendidik. Seperti laskar pelangi dan sejenisnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah peran aktif orang tua dalam mengarahkan, mengawasi dan mendidik anaknya supaya terhindar dari pornografi.

Anak-anak merupakan tunas-tunas penerus bangsa yang sangat berharga. Jika sejak dini kita telah memberikan perhatian penuh pada mereka, maka insya’allah Indonesia kedepan akan maju.

Polisi Dibonceng untuk Tes SIM C


SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Kepolisan Republik Indonesia kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki SIM sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan (Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009).  

SIM tipe C adalah wajib bagi pengendara sepeda motor untuk bisa berkendara di jalan umum secara legal.  Ada dua jenis ujian untuk mendapatkan SIM ini, ujian tulis dan ujian praktik. Namun menurut pengamatan saya, ujian praktik yang dilakukan selama ini tidaklah tepat untuk mengetahui seseorang itu bisa mengendarai sepeda motor dengan baik atau tidak, sudah paham rambu-rambu lalu lintas atau belum. Karena yang diujikan hanyalah teori dan sekedar ujian lintasan percobaan di lingkungan tes yang memang sudah disediakan atau lintasan khusus. Ini tentu berbeda jauh dengan medan berkendara yang sesungguhnya, jalan umum. Untuk itu seharusnya yang mengetes (polisi) dibonceng oleh calon pemilik SIM di jalan umum langsung. Dengan ini polisi dapat mengetahui dengan jelas apakah orang itu sudah layak bekendara atau belum, dapat diluluskan atau tidak.

Warung Makan Kejujuran


Kita tentu kenal dengan warung kejujuran.  Warung yang pembelinya dapat bebas memilih dan mengambil barang dagangan hingga mengurusi uang kembalian (self service). Sedangkan dari pihak penjual cukup menyediakan tempat, barang dagangan dan tempat uang saja. Disamping mencari keuntungan, esensi utama warung kejujuran adalah menumbuh-suburkan kejujuran. 

Melihat begitu mulianya tujuan warung kejujuran ini. Maka saya mengusulkan agar dibuat ‘Warung Makan Kejujuran’ sebagai terobosan baru dari warung kejujuran. Konsepnya sama dengan warung kejujuran. Namun pada ‘Warung Makan Kejujuran’, yang didagangkan adalah makanan berat. Untuk  penjamuan pelanggannya   bisa dengan prasmanan. Yaitu pembeli bebas mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata penjual di beberapa meja.

Menurut saya, Warung Makan Kujujuran akan banyak peminatnya. Terlebih sekarang sedang bulan ramadhan. Kehadiran Warung Makan Kejujuran adalah hal unik yang dapat memikat pembeli, terutama mereka yang berpuasa. Pembeli akan merasa dihargai atas kepercayaan yang diberikan oleh penjual, bagitu pula sebaliknya. 

Maka saya sarankan kepada warung-warung makan yang selama ini masih memakai sistem pelayanan biasa, agar segara bertransformasi ke sistem Warung Makan Kejujuran. Niscaya warung anda akan didatangi oleh banyak pembeli dan juga ikut  membantu menumbuh-suburkan kejujuran di Negeri ini.  

Puluhan Santri Sesenggukan Sebelum Tahajud

“Ramadhanku Penuh Warna !” Itulah jargon yang keluar dari mulut-mulut kecil santri Madrasah Diniyah As Sholihin. Meskipun sedang berpuasa, santri yang berjumlah 40 orang ini sangat antusias mengikuti acara Fun Camp Ramadhan yang dihelat pada senin sore (30/07/12) hingga selasa ba’da sholat subuh (31/07/12). Fun Camp Ramadhan adalah acara tahunan di Madrasah Diniyah As Sholihin yang bertempat di dekat Pondok Pesantren Mahasiswi As-Sulha, Keputih gang 3 No 52 Surabaya.  Acara ini dikemas sedemikian rupa agar manarik perhatian anak-anak dalam menyerap pelajaran yang hendak disampaikan.  Sehingga tepatlah jika acara itu dikatakan  ‘belajar sambil bermain’.

Bedah film merupakan program unggulan pada acara ini. Film yang dibedah adalah film kartun seputar Ramadhan. Adapun materi yang disampaikan: Keutamaan bulan Ramadhan, Rukyat Hilal dan Hisab, Adab Puasa, dan Tarawih. Empat film yang masing-masing berdurasi sekitar 15 menit ini berhasil menyampaikan materi seputar Ramadhan. Terbukti ketika ditanya atau dipinta untuk menceritakan ulang film yang baru saja diputar, mereka berlomba-lomba mengacungkan tangan ingin menjawab. Tetapi berhubung hadiah yang disediakan panita terbatas, tidak semua santri yang aktif dan cerdas itu mendapatkan kesempatan menjawab.

Bedah film berlangsung hingga pukul 21.30. Setelah itu para santri dikondisikan untuk segera bersistirahat. Karena pukul 02.30 mereka harus mengkuti acara renungan malam. Pada sesi renungan malam ini tidak sedikit santri sesenggukan akibat ceramah bergaya muhasabah yang dibawakan oleh ustadz Abdullah Syarofi. Hati anak-anak yang nakal dan tadinya sulit diatur itu nampaknya tersentuh oleh ceramah ustadz tentang perjuangan dan pengorbanan kedua orang tua. Sehabis bermuhasabah, para santri melakukan sholat Tahajud berjamaah dengan ustadz Nurcholis sebagai imam, Kepala Madrasah Diniyah As Sholihin. Setelah sholat Tahajud, para santri saur bareng. Saur barang ini disponsori oleh lembaga amil zakat Dompet Dhuafa Jawa Timur. 

Panitia acara ini adalah semua penerima Beastudi Etos Surabaya yang terdiri dari mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Universitas Airlangga.  Mereka rela mengorbankan waktu libur kuliah demi terselanggaranya acara ini. Ketika ditanya mengapa sampai rela mengorbankan waktu liburan, padahal kegiatan ini bukanlah event besar, mereka menjawab “Sebagai mahasiswa yang didanai masyarakat, sudah semestinya kami sadar untuk bekontribusi dalam kemajuan bangsa ini. Sekecil apapun kegiatan itu, jika Istiqomah dan iklhas, maka insya’allah akan menuai manfaat yang besar serta bernilai ibadah dimata-Nya.”

Mencetak Kader Dakwah


Satu tahun kepengurusan Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah memberikan kontribusinya pada lingkungan sekitar. Sehingga  LDJ yang bernama As-safinah ini harus mempersiapkan generasi penerus. Oleh sebab itu pada hari selasa (26/06) sampai kamis (28/06), LDJ yang diketuai oleh Ihram ini menjalankan program kerja(proker) terakhirnya yang bernama As-safinah Fun Trip (AFT). AFT adalah proker tahunan yang bertujuan mencetak kader dakwah di LDJ Teknik Perkapalan ITS. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini berlokasi seperti AFT tahun kemarin yakni di Bumi Perkemahan ‘Bedengan’ Desa Selorejo, Kec Dau, Kab Malang. 

Panitia AFT adalah mahasiswa jurusan Teknik Perkapalan angkatan 2010, sedangkan pesertanya dari angkatan 2011. Panitia dan peserta hanyalah sebatas istilah birokrasi saja. Ketika di lapangan, seperti mendirikan tenda, mengumpulkan kayu bakar, memasak hingga mencuci piring dilakukan bersama-sama. Saat tidur pun juga begitu. Hal inilah yang menjadikan anggota As-safinah dan calon anggota terlihat bagaikan satu keluarga-satu orang tua.  

Kaderisasi  calon pengurus As-safinah patut dijadikan contoh bagi organisasi atau perkumpulan lain.  Di LDJ ini tidak ada istilah senior dan junior.  Yang ada adalah panggilan kakak dan adik. Apalagi perpeloncohan, penekanan, bentakan dan segala hal yang bersifat intimidasi, jelas tidak ada dalam kamus kaderisasi As-safinah. “Memperkuat rasa kekeluargaan adalah misi utama pengaderan ini,” tutur Dwi Handoko, ketua panitia AFT.  

Hari pertama AFT adalah pengenalan As-safinah ;mulai dari sejarah, visi, misi, keadaan kekiniannya dan permasalahan yang ada.  Pada sesi ini suasana sempat berubah haru ketika Johan  (pemateri) berkata dengan nada sendu, “ organisasi kita ini kecil. Tidak banyak yang mau bergabung di gerbong dakwah ini. Namun di organisasi kecil inilah kita dapat melepas dahaga akan kebutuhan rohani. Di sinilah kita dapat bertemu untuk berdiskusi, saling mengingatkan, dan saling menyemangati dalam berjuang di jalan-Nya ini.”
Hari kedua, setelah sholat subuh dan sarapan, diadakan outbound di pinggir sungai. Hangatnya sinar matahari pagi yang disertai hembusan hawa sejuk dari pegunungan menambah semangat persaudaraan antara anggota dan calon anggota As-safinah. Semua  peserta dan panitia melebur menjadi satu untuk berpartisipasi. Ada tiga games yang dimainkan : Tebak Langkah, Jambat Maut dan Serang Sang Raja. Semuanya menuntut kerja keras, kesabaran, dan kerja sama tim yang apik.

Usai bersenang-senang dengan permainan dan mandi di sungai yang sangat dingin dan jernih, waktu lebih banyak dihabiskan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Baik peserta maupun panitia harus membaca Al-Qur’an minimal satu juz, menghafal beberapa surat dan beberapa hadits arba’in yang telah disepakati bersama. Sehingga pada hari itu suara peserta dan panitia AFT terdengar lebih ramai daripada kicauan burung-burung yang tengah bertengger di pohon-pohon pinus. 

Hari terkahir, setelah sholat Dhuha, sebelum meninggalkan tempat camping, peserta plus panita yang berjumlah sepuluh orang ini melakukan packing barang dan operasi semut (membersihkan lingkungan sekitar). Kemudian dilakukan penutupan AFT sekaligus penunjukan ketua panitia AFT untuk tahun berikutnya. “Harapan saya, AFT tahun depan bisa lebih baik dari tahun ini”, ucap Muhammad Riadus Solihin, ketua AFT yang baru.